Terdampak Covid-19, BUVA Jual Aset hingga Terancam Delisting

Anggie Ariesta, Jurnalis
Selasa 22 Februari 2022 08:54 WIB
Upaya Bukit Uluwatu Sehatkan Keuangan Akibat Pandemi. (Foto: Okezone.com)
Share :

JAKARTA - PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) segera memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dengan menjual aset agar tidak dihapuskan sahamnya sebagai perusahaan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (delisting).

Corporate Secretary BUVA, Benita Sofia menyatakan perseroan komitmen akan memenuhi kewajibannya, termasuk untuk pembayaran pinjaman bank, biaya pencatatan tahunan (annual listing fee) dan audit.

Untuk menyiapkan dana bagi pembayaran kewajiban tersebut, Bukit Uluwatu Villa berencana melakukan penjualan aset pada kuartal II 2022.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Turun Tipis Usai Cetak Rekor, Cek Rekomendasi Saham

Namun, BUVA tidak merinci aset mana yang akan dijual perseroan maupun kisaran dana yang mungkin diperoleh dari penjualan aset tersebut.

"Kami mengucapkan terima kasih atas reminder dari Bursa; Perseroan berkomitmen akan melakukan upaya perbaikan kondisi Perseroan sehingga tidak akan masuk pada kondisi delisting," kata Benita, dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Selasa (22/2/2022).

BUVA menjelaskan kondisinya sangat berat karena bisnis perhotelan mengalami pukulan yang sangat berat sejak terjadinya pandemi COVID-19. Hal tersebut tercermin dari nilai penjualan yang turun drastis yang dicatatkan perseroan.

Baca Juga: Gaet Investor Milenial di Sulsel, MNC Sekuritas Gandeng ITB Nobel Indonesia

Jika sebelumnya pada 2019, perseroan membukukan penjualan sebesar Rp612,70 miliar, pada 2020 penjualan perseroan merosot tajam ke Rp66,90 miliar, dan pada 2021 turun lagi menjadi Rp61,42 miliar.

Turunnya penjualan perseroan tersebut disebabkan oleh sangat rendahnya tingkat hunian hotel perseroan yang berada di Bali dan Jakarta. Sehingga BUVA mengaku kesulitan untuk memberikan gambaran kinerjanya pada 2022 ini.

"Sangatlah sulit bagi kami untuk memberikan gambaran kinerja dalam satu tahun ke depan pada saat ini karena akan sangat tergantung kepada perkembangan pandemi dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan," kata dia.

Dengan demikian, BUVA saat ini masih mengoperasikan keempat hotelnya, yaitu Alila Villas Uluwatu (Bali), Alila Ubud (Bali),

Alila Manggis (Bali), dan Alila SCBD (Jakarta). Selain itu, BUVA memiliki entitas anak yang masih berbentuk proyek dan belum beroperasi, yaitu Bintan (PT Bukit Lagoi Villa), condotel The Cliff (PT Bukit Nusa Harapan).

"Karena kondisi keuangan yang sangat sulit selama pandemi, kami belum bisa memenuhi semua kewajiban kepada stakeholder secara lancar dan harus disesuaikan dengan cashflow yang ada. Kami prioritaskan kebutuhan pembayaran untuk kelangsungan operasi dari hotel-hotel kami," kata dia.

BUVA mengaku, kendala terbesar yang dihadapi perseroan saat ini adalah sangat rendahnya tingkat hunian hotel perseroan karena masih tingginya hambatan masuknya wisatawan asing ke Indonesia yang merupakan konsumen utama dari hotel perseroan. Pada 2021, kondisi tingkat hunian hotel perseroan berkisar antara 12-14%.

Untuk menjaga kelangsungan usahanya, perseroan telah melakukan berbagai upaya yakni Melakukan upaya pemasaran secara terfokus, innovative dan efisien, Menekan biaya operasi, termasuk biaya tenaga kerja, Menunda pengeluaran modal, dan Mengatur modal kerja yang sangat minim dengan baik.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya