BANDUNG - Warga Bandung lebih memilih antre minyak goreng hingga berjam-jam, karena adanya selisih harga di pasar dan supermarket.
Pantauan di Borma Cipadung, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, ratusan warga rela antre demi mendapat satu kemasan minyak goreng 2 liter.
Bahkan, warga rela antre hingga tiga jam lamanya agar tidak kehabisan minyak goreng.
BACA JUGA:Pak Mendag, Kapan Harga Minyak Goreng Turun dan Tak Langka Lagi?
Antrean tampak hingga lebih dari 50 meter.
Salah seorang warga Nenden mengaku, dia antre dari jam 07.00 WIB pagi.
Dia pergi dari rumah pukul 06.30 WIB, agar bisa mendapat antrean pertama di Borma.
"Datang dari pagi biar dapat antrean pertama. Kalau enggak pagi pagi, khawatir kehabisan, " jelasnya.
Menurut ibu dengan usia 60 tahunan itu, mengantre minyak goreng dilakukan setiap hari.
Dia terpaksa antre berjam-jam lamanya, untuk keperluan berjualan nasi goreng dan ayam goreng.
"Ini kan untuk jualan, jadi harus setiap hari antre. Kalau enggak seperti ini, enggak bisa jualan. Kalau beli di pasar mahal, " katanya.
BACA JUGA:Beli Minyak Goreng Wajib Sertakan Bukti Vaksin, Ini Reaksi Satgas Covid-19
Di Borma, kata dia, Nenden bisa mendapatkan harga Rp28.000 untuk kemasan 2 liter.
Jika beli di pasar, bisa antara Rp35.000 hingga Rp40.000 untuk kemasan 2 liter.
Nenden berharap, suplai minyak goreng kembali normal, sehingga tidak perlu antre lagi.
Kemudian, seorang petugas di Borma, memberikan nomor antrean agar tidak saling berebut. D
engan antrean ini, warga diharapkan tertib dan menjaga protokol kesehatan.
Setiap hari, pihaknya menyiapkan 350 kupon antrean. Satu warga hanya bisa memperoleh 2 liter minyak goreng.
(Zuhirna Wulan Dilla)