Menteri Pertahanan Inggris, menyatakan pasukan Rusia tetap berada 30 kilometer lebih di sebelah utara ibu kota Ukraina, Kyiv, seraya menambahkan bahwa kegagalan logistik dan kegigihan perlawanan Ukraina terus menghalangi gerak maju Rusia.
Ini sesuai dengan penilaian seorang pejabat pertahanan senior AS, yang mengatakan kepada para wartawan hari Minggu. Kami tidak memiliki indikasi bahwa militer Rusia telah merebut satu kota pun," katanya.
Pasukan Rusia dalam waktu dekat dapat diperkuat oleh pasukan dari sekutunya, Belarus, kata para pejabat AS yang berbicara kepada berbagai organisasi berita," tambahnya.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Uni Eropa terlibat dalam perilaku bermusuhan terhadap Rusia, dan bahwa menyediakan senjata untuk Ukraina merupakan faktor yang sangat berbahaya dan mendestabilisasi.
Peskov juga mengatakan bahwa meskipun sanksi-sanksi terhadap Rusia berat, Rusia telah memiliki rencana menghadapinya dan memiliki potensi mengimbangi kerugiannya.
Gedung Putih menyatakan Presiden AS Joe Biden akan mengadakan percakapan telepon dengan sejumlah sekutu pada hari Senin untuk membahas perkembangan terbaru di Ukraina dan untuk mengoordinasikan tanggapan bersama.
Sedikitnya 350 warga sipil telah tewas sejak Rusia menyerang pekan lalu, dengan 17.00 lainnya cedera, kata Ukraina hari Minggu," katanya.
Tidak ada informasi mengenai korban di pihak pasukan Ukraina, dan meskipun Rusia telah mengakui korban di kalangan tentaranya, negara itu tidak mengungkapkan secara terbuka mengenai jumlahnya. Michelle Bachelet, pemimpin badan HAM PBB, mengatakan dalam pertemuan Dewan HAM PBB bahwa sedikitnya 102 orang sipil telah tewas, dan ia khawatir angka sesungguhnya jauh lebih tinggi.
“Sebagian besar warga sipil ini tewas oleh bahan peledak dengan daerah yang terdampak luas, termasuk bom-bom dari sistem artileri berat dan roket multipeluncuran, serta serangan udara,” kata Bachelet.
(Taufik Fajar)