Pada Jumat (11/3/2022), ada soal kekhawatiran pasokan meningkat ketika pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 menghadapi ancaman keruntuhan setelah permintaan Rusia pada menit-menit terakhir memaksa kekuatan dunia untuk menghentikan negosiasi.
"Pembicaraan Iran yang tertunda adalah salah satu faktor pendukung pasar," kata Analis UBS Giovanni Staunovo.
"Pelaku pasar sekarang akan melacak dengan cermat data ekspor Rusia untuk mengetahui berapa banyak (pasokan) yang terganggu," tambahnya.
BACA JUGA:Rutin Hirup Minyak Kayu Putih Bantu Pulihkan Anosmia Pasien Covid-19
Sementara, Presiden AS Joe Biden mengatakan, negara-negara industri G7 akan mencabut status perdagangan.
Dia mengumumkan larangan AS terhadap makanan laut, alkohol, dan berlian Rusia.
Diketahui, AS juga melarang minyak Rusia minggu ini.
Sedangkan Minggu depan, kata Staunovo, fokus akan beralih ke laporan pasar minyak dari Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).