Diketahui, pemerintah mencabut kebijakan HET karena dari hasil evaluasi malah menyebabkan kelangkaan.
Menurut Sofia, lebih baik seperti itu. Karena dari pengalamannya, saat pemerintah menetapkan HET minyak goreng, stok di ritel susah di dapat.
BACA JUGA:HET Minyak Goreng Dicabut, Ini Tanggapan Pedagang Pasar
Namun saat kebijakan dicabut, minyak goreng justru melimpah.
"Kalau saya pribadi mending begini, barangnya ada. Mahal nggak papa. Tapi jangan mahal banget. Kalau kemarin pas harganya Rp 28.000, susah dapetnya. Udah ngantre jam 6 pagi besok jam 6 pagi lagi. Tetap aja nggak dapet," ungkapnya.
Sementara itu, terkait kebijakan pemerintah yang baru yakni memberikan subsidi minyak goreng curah seharga Rp 14.000 per liter, Sofia menilai itu langkah yang baik untuk membantu masyarakat kelas bawah.
"Itu sudah bagus. Kan jadi bisa dimanfaatkan sama pedagang kaki lima, kasian. Kalau untuk orang kelas menengah ke atas, mereka kan bisa beli yang kemasan. Itu pun nggak seberapa mereka butuhnya. Kalau pedagang kaki lima pasti kan butuhnya banyak jadi dengan minyak curah yang disubsidi bisa membantu mereka," tutupnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)