Lanjut dia mengatakan, sejak harga minyak goreng mahal, merek-merek yang terkenal jarang masok. Melainkan yang masok adalah merek-merek tidak terkenal sebelumnya.
"Susah barangnya. Yang dateng malah merek yang nggak terkenal. Yang sekarang muncul di pasar-pasar itu," beber Roni.
Pegawai tersebut menambahkan, sejak harga minyak goreng mengalami kenaikan, rak minyak goreng jarang dijumpai konsumen. Berbeda saat minyak goreng masih dipatok Rp 14.000 per liter.
"Sekarang udah nggak ada panic buying. Malahan konsumen malas beli. Karena mahal itu, dan merek minyaknya nggak terkenal," pungkasnya.
(Feby Novalius)