JAKARTA – PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk (ULTJ) membukukan laba bersih Rp1,27 triliun. Laba emiten produsen susu ini tumbuh hingga 16,51% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp1,09 triliun.
Pertumbuhan laba emiten miliarder Sabana Prawirawidjaja ini hampir seluruhnya dikontribusi oleh penjualan domestik. Disebutkan, selama 2021 produsen susu merek Ultra Milk ini membukukan penjualan domestik pada segmen minuman sebesar Rp7,15 triliun atau bertumbuh 10,85% dari Rp6,45 triliun.
Disusul segmen makanan yang menyumbang Rp116,18 miliar. Sedangkan pada segmen ekspor penjualan minuman dan makanan relatif sama yakni masing-masing Rp13,14 miliar dan 13,96 miliar.
Adapun setelah dikurangi oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp660,82 miliar dan bonus kinerja Rp18,74 miliar, jumlah penjualan bersih dari ULTJ selama 2021 berjumlah Rp6,61 triliun atau naik 10,91% dari Rp5,96 triliun pada 2020. Beban pokok penjualan tercatat Rp4,24 triliun atau meningkat 13,67% dari Rp3,73 triliun. Dengan demikian, laba bruto yang diperoleh ULTJ sebanyak Rp2,37 triliun.
Sementara itu, total aset per Desember 2021 senilai Rp7,4 triliun yang terdiri atas aset lancar Rp4,84 triliun dan aset tidak lancar Rp2,56 triliun. Total aset ULTJ menurun 15,43%. Hal yang sama juga terjadi pada total liabilitas yang menurun 32,49% menjadi Rp2,26 triliun dari sebelumnya Rp3,97 triliun. Asal tahu saja, perseroan berencana melakukan sejumlah ekspansi dalam rangka pengembangan bisnis selama 5-10 tahun ke depan. Misalnya membangun pusat distribusi baru, pabrik baru, hingga peternakan baru.
Rencana perseroan yang sedang berjalan, yakni estate untuk produksi pakan ternak yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, di tanah seluas 500 hektare (ha). Untuk peternakan baru, perseroan memiliki lahan seluas 80 ha di area Margamulya, Pangalengan, yang masih dalam tahap rencana dan kemungkinan segera dimulai. Mirae Asset Sekuritas menilai valuasi ULTJ terdiskon 58% dibandingkan produsen produk susu kompetitornya, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY).
Kata analis Mirae Asset Sekuritas, Emma A Fauni, dari segi valuasi, ULTJ diperdagangkan pada proyeksi P/E tahun 2021 sebesar 14,2 kali. Namun, dirinya menganggap penilaian tersebut tidak terlalu demanding mengingat posisi pemimpin pasar dari dua produk minuman utamanya di Indonesia.
“Risiko utama meliputi persaingan yang ketat dalam produk minuman, serta dilusi pangsa pasar,” tulis Emma dalam risetnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)