JAKARTA – Laba bersih PT Gudang Garam Tbk (GGRM) tercatat sebesar Rp5,605 triliun pada tahun 2021. Laba emiten produsen rokok ini anjlok 26,65% dibandingkan tahun 2020 yang terbilang Rp7,647 triliun.
Akibatnya, laba per saham dasar turun menjadi Rp2,913, sedangkan di akhir tahun 2020 tercatat Rp3,975. Sebaliknya, pendapatan perseroan tumbuh 8,7% menjadi Rp124,88 triliun yang ditopang kenaikan penjualan rokok kretek mesin sebesar 9,61% menjadi Rp114,54 triliun.
Disusul penjualan rokok kretek tangan yang tumbuh 0,004% menjadi Rp8,554 triliun. Kemudian, kertas karton naik 41,9% menjadi Rp1,559 triliun. Sayangnya, biaya pokok penjualan membengkak 13,4% menjadi Rp110,6 triliun karena beban pita cukai, PPN dan pajak rokok yang naik 15,77% menjadi Rp91,099 triliun.
Tak pelak, laba kotor turun 17,89% menjadi Rp14,272 triliun. Sementara itu, aset perseroan tumbuh 15,1% menjadi Rp89,964 triliun karena utang cukai, PPN dan pajak rokok membengkak 77,74% menjadi Rp16,102 triliun. Tahun 2022, diperkirakan akan menjadi tahun yang menantang bagi emiten-emiten industri rokok.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto pernah mengatakan, pihaknya percaya kondisi akan tetap menantang ke depannya bagi sektor rokok, dan mempertahankan sikap netral pada sektor ini.