CHICAGO - Harga emas menguat di akhir perdagangan Jumat, di tengah kekhawatiran tekanan inflasi dan resesi ekonomi setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya secara agresif. Perang Rusia dan Ukraina yang terus berlarut-larut pun mendorong harga emas
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat USD7,8 atau 0,4% menjadi USD1.945,60 per ounce. Emas menguat 1,1% untuk minggu ini.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp4.000, Termahal Rp928,6 Juta
Kenaikan emas terjadi meskipun dolar AS dan aset-aset safe-haven saingannya menguat. Dolar yang lebih kuat umumnya mengikis daya tarik emas bagi pembeli pemegang mata uang lainnya.
Menurut Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, ketidakpastian atas apa yang akan dilakukan Federal Reserve setelah menaikkan suku bunga mendorong aliran dana ke emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Dibanderol Rp985.000/Gram
"Kekhawatiran resesi, kekhawatiran pertumbuhan bersama dengan tekanan inflasi juga menyebabkan orang melakukan lindung nilai melalui emas," ujar Moya, dikutip dari Antara, Sabtu (9/4/2022).
Sementara emas dianggap sebagai aset perlindungan selama konflik global dan kenaikan inflasi, suku bunga AS yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor menunggu rilis indeks harga konsumen Maret pada Selasa (12/4/2022), yang diperkirakan akan melonjak di atas 8,0 persen.