JAKARTA - Sri Lanka kini sedang mengalami krisis akibat gagal lunasi utang luar negeri sebesar USD51 miliar atau setara Rp732 triliun. (Kurs: Rp14.353)
Dikutip dari GulfNews, hal ini terjadi setelah Sri Lanka kehabisan cadangan devisa untuk mengimpor barang-barang yang dibutuhkan.
Di mana kondisi Sri Lanka kini bergulat dengan kemerosotan ekonomi terburuk sejak kemerdekaan.
BACA JUGA:Krisis Ekonomi, Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Mengundurkan Diri
Kemudian, krisis ini menyebabkan kesengsaraan meluas bagi 22 juta penduduk Sri Lanka.
Mereka juga sempat melakukan protes anti pemerintah selama berminggu-minggu.
Lalu, negara ini pun mengalami pemadaman listrik secara rutin serta kekurangan makanan dan bahan bakar yang parah.