Adapun Kementerian Keuangan Sri Lanka mengatakan kalau kreditur dan pemerintah asing bebas untuk memanfaatkan pembayaran bunga yang jatuh tempo kepada mereka yang berlaku mulai Selasa (12/4/2022).
Bahkan mereka juga bisa memilih pengembalian dalam rupee Sri Langka.
"Pemerintah mengambil tindakan darurat sebagai upaya terakhir untuk mencegah memburuknya kondisi keuangan negara lebih lanjut," ujar Kementerian Sri Langka pada Rabu (13/4/2022).
BACA JUGA:Krisis Utang dan Inflasi, Sri Lanka di Ambang Kehancuran Ekonomi
Sri Lanka pun menyebut kegagalan mereka bayar utang akan dipastikan untuk tetap memperlakukan kreditur secara adil dan merata.
Kegiatan itu akan dilakukan menjelang program pemulihan bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk negara Asia Selatan.
Sebagai informasi, lembaga pemeringkat internasional menurunkan peringkat Sri Lanka tahun lalu. Ini pun menghalangi negara tersebut mengakses modal asing untuk meningkatkan pinjaman yang sangat dibutuhkan dalam membiaya impor.