"Penyesuaian strategi pembiayaan ini terjadi dengan penurunan target lelang SBN, pergeseran global bonds, dan sejumlah strategi lainnya. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa kondisi Indonesia berbeda dengan Sri Lanka, yang saat ini mengalami krisis akibat utang," jelasnya.
Kemudian, dia menjelaskan soal kondisi pasar SBN dan pasar uang cenderung tertekan oleh inflasi, dampak konflik geopolitik, dan capital outflow.
Tapi, dia yakin Indonesia mampu menciptakan ketahanan APBN dengan kondisi kas yang cukup.
Baca Selengkapnya: Sri Mulyani Tegaskan Nasib RI Tak Akan seperti Sri Lanka: Utang Kita Justru Turun
(Zuhirna Wulan Dilla)