JAKARTA - Presiden Jokowi mengakui kebijakan larangan ekspor CPO dan minyak goreng berdampak negatif. Namun dirinya tak bisa jika pasokan dalam negeri utamanya untuk kebutuhan minyak goreng kurang, bahkan sudah empat bulan alami kelangkaan.
Oleh karena itu, dirinya menginstruksikan kepada para pelaku usaha minyak sawit untuk melihat masalah ini dengan lebih baik dengan lebih jernih.
"Saya sebagai Presiden tak mungkin membiarkan itu terjadi sudah empat bulan kelangkaan berlangsung dan pemerintah sudah mengupayakan berbagai kebijakan namun belum efektif," kata Jokowi, Rabu (27/4/2022).
Jokowi pun mengakui selalu mengikuti dengan seksama dinamika di masyarakat mengenai keputusan pelarangan ekspor barang baku minyak goreng dan minyak goreng tersebut.
Baca Juga: Tegas! Jokowi Minta CPO Didedikasikan untuk Minyak Goreng Curah Harga Rp14.000/Liter
"Saya ingin menegaskan bagi pemerintah kebutuhan pokok masyarakat adalah yang utama Ini prioritas palang tinggi dalam pertimbangan setiap membuat keputusan," jelasnya.