Menteri Komoditas Malaysia Zuraida Kamaruddin mengungkapkan bahwa pajak ekspor yang lebih rendah dapat memperbanyak konsumen.
Apalagi ekspor minyak sawit Indonesia ke India akan berkurang menjadi 35% pada tahun pemasaran yang berakhir pada 31 Oktober ini, dari 75% lebih satu dekade silam.
Lalu, sebuah organisasi perdagangan minyak nabati bernama Solvent Extractors’ Association of India (SEA) ikut buka suara.
“Malaysia adalah penerima keuntungan terbesar dari kebijakan tidak menentu Indonesia,” kata direktur eksekutif SEA B.V. Mehta yang berbasis di Mumbai.
BACA JUGA:Ekspor CPO Dilarang, Petani: Tak Ada Pengepul yang Mau Beli Sawit Lagi
“Sementara Indonesia tidak masuk pasar, Malaysia menjual lebih banyak lagi, dan hampir mendekati harga yang mencapai rekor tingginya," tambahnya.
Sebagai informasi, dalam lima bulan pertama tahun pemasaran 2021-2022, India telah membeli 1,47 juta ton minyak sawit Malaysia jika dibandingkan dengan 982.123 ton dari Indonesia.
Untuk perkiraan pedagang Mei menunjukkan India mengimpor sekitar 570 ribu ton minyak sawit, dengan 290 ribu dari Malaysia dan 240 ribu dari Indonesia.
Setelah ada larangan ekspor Indonesia bisa maka diprediksi impor minyak sawit India untuk bulan Juni akan berkurang menjadi 350 ribu ton, sebagian besar berasal dari Malaysia.
(Zuhirna Wulan Dilla)