JAKARTA - Investasi bodong masih marak di kalangan masyarakat daerah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap satu penyebab masyarakat mudah tergiur dengan penawaran investasi bodong karena hanya mengedepankan untung semata dan abai dengan risiko investasi.
"Saat ada penawaran investasi, masyarakat umumnya hanya melihat satu sisi saja yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dan jarang berpikir ada risiko di sana," kata Kepala OJK Sumbar Yusri di Padang, Sabtu (14/5/2022).
Menurut dia karena masyarakat abai dengan risiko investasi tak jarang yang menjadi korban kalangan terpelajar bahkan juga ada pejabat.
"Masyarakat kurang hati-hati saat ada penawaran investasi, tidak mendalami apakah wajar atau tidak keuntungannya, statusnya legal atau tidak," katanya.
Akhirnya mereka hanya berhitung ketika investasi dengan tawaran keuntungan yang menggiurkan dalam sekian bulan modal akan balik.
"Belum lagi ada testimoni dari saudaranya yang sudah mendapatkan keuntungan yang besar, mereka tidak memikirkan lagi risikonya," ujar dia.
Oleh sebab itu selagi orang hanya berpikir untung dengan cepat namun mengabaikan risiko akan rawan terjerat investasi bodong.
Dia mengemukakan OJK terus melakukan edukasi bersama industri jasa keuangan agar masyarakat bijak dalam berinvestasi tidak hanya semata mengejar keuntungan namun juga mempertimbangkan risiko.
"Setiap investasi pasti ada risikonya," kata dia.