Menurutnya, ada tiga ancaman kejahatan siber teratas global 2022 yaitu social engineering dan ransomware, identity dan access control attack, serta supply chain attack.
Dalam kasus social engineering dan ransomware, lanjut Saladin, sebenarnya yang banyak terjadi adalah orang-orang jadi sering klak-klik gara-gara kerja di rumah. Sebanyak 47% ternyata terjebak pada phishing email yang diklik, jadi mengaktifkan ransomware.
"Kemudian ransomware dari 2020 ke 2021 itu meningkat 435%, karena sekarang sudah ada servisnya yang bisa diunduh, bisa diambil, bisa nyerang. Ini yang jadi threat nomor satu, threat keduanya itu identity dan access control attack, dan threat ketiga itu supply chain attack," ujar Saladin.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)