“Presiden bilang cost karena biaya ini ada juga out of control misalnya pungli, atau premanisme. Dari berapa lokasi besar lokasi itu, Makassar dan medan paling tinggi,” ungkapnya.
Adapun alasan dua lokasi tersebut Karena dikuasai dengan premanisme di sejumlah simpul yang mematok biaya yang tidak legal.
“Untuk mengubah semua itu, perlu adanya inovasi hingga digitalisasi dan trennya sangat digital menuju e-commerce. Di mana ekosistem sebuah future supply system bisa menyeluruh dalam menciptakan sejumlah rantai yang efisien,” pungkasnya.
“Jadi dibutuhkan dari seluruh stake holders, mulai dari Kemenhub, Kemenperin, Kemenko Marves, Pelindo, pelabuhan dan lain-lainnya untuk saling bekolaborasi untuk melakukan perbaikan di sektor transportasi dan logistik,” tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)