Wall Street Sepekan Balik Menguat, Lonjakan Inflasi Masih Jadi Sorotan

Anggie Ariesta, Jurnalis
Minggu 05 Juni 2022 07:06 WIB
Wall Street Menguat. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street selama sepekan perdagangan dihadapkan sebuah reli yang mengangkat indeks pasar saham AS dari ambang bearish. Hal itu terjadi ketika data harga konsumen memberi wawasan tentang berapa banyak lagi yang perlu dilakukan Federal Reserve dalam pertempurannya melawan inflasi terburuk dalam beberapa dekade.

Meskipun sepekan kemarin cukup sulit, S&P 500 masih naik lebih dari 5% dari posisi terendah bulan lalu, yang membuat indeks acuan memperpanjang penurunannya menjadi hampir 20% dari tertinggi sepanjang masa. Indeks baru-baru ini turun sekitar 14% dari rekor 3 Januari setelah turun 1% dalam seminggu terakhir.

Lebih banyak kenaikan dapat bergantung pada apakah investor percaya pembuat kebijakan membuat kemajuan melawan lonjakan harga. Tanda-tanda bahwa inflasi tetap kuat dapat memperkuat kasus pengetatan moneter yang lebih agresif, berpotensi menakuti pasar yang sudah terpukul oleh kekhawatiran bahwa The Fed yang hawkish dapat memberikan pukulan serius terhadap pertumbuhan AS.

Baca Juga: Wall Street Terjun Bebas, Indeks Nasdaq Anjlok 2,47%

Menurut Ahli Strategi Investasi Senior Edward Jones, Mona Mahajan, pasar ini kemungkinan akan tetap terikat pada kisaran sampai kita mendapatkan pergerakan inflasi yang berarti lebih rendah.

Adapun investor saat ini lebih menyukai saham berkapitalisasi besar daripada berkapitalisasi kecil, mengingat kemampuan untuk perusahaan yang lebih besar menyerap biaya input dan upah yang lebih tinggi.

Indeks harga konsumen (CPI) untuk 12 bulan hingga April naik 8,3%, turun dari tingkat tahunan 8,5% yang dilaporkan pada bulan sebelumnya, yang merupakan kenaikan tahun-ke-tahun terbesar dalam 40 tahun. Laporan inflasi hari Jumat untuk bulan Mei adalah salah satu bagian penting dari data terakhir sebelum pertemuan The Fed pada 14-15 Juni, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin lagi.

Baca Juga: Wall Street Berakhir Menguat Didorong Saham Amazon, Apple dan Tesla

Manajer portofolio di Kingsview Investment Management, Paul Note mengatakan, jika inflasi terus menjadi masalah, The Fed mungkin tidak memiliki pilihan untuk meluncur akhir tahun ini.

"Semakin tinggi suku bunga, semakin banyak perjuangan untuk pasar," katanya, dilansir dari Reuters, Minggu (5/6/2022).

Nolte menambahkan bahwa posisi di ekuitas secara luas dalam portofolio yang dia kelola sudah ringan, terutama di saham berkembang, dan meningkatkan tingkat kas, menunjuk pada faktor-faktor seperti penilaian saham yang masih tinggi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya