"Banyak UMKM yang setengah-setengah bikin produk ragu, bikin produk yang bagus sekalian ragu karena takut tidak ada yang membeli. Padahal kenyataannya market yang kami temui begitu," bebernya.
Dia menyebut mereka berani membayar dengan harga tinggi asal ada kepastian barang sampai dan kualitasnya memang bagus.
Aji menjelaskan bahwa produk Uwitan juga selalu menyesuaikan tren dan kebutuhan masyarakat.
Meski banyak membuat furnitur dengan konsep minimalis, Uwitan mulai mengembangkan konsep yang memasukkan kearifan lokal Indonesia.
Setelah tujuh tahun, Uwitan telah berkembang menjadi UMKM dengan omzet puluhan juta rupiah per bulan dengan konsumen dari berbagai daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera.
Meski usahanya sudah berkembang pesat, Aji mengaku belum berpikir untuk mencoba mengekspor produk Uwitan.
Dia bahkan menungkapkan bahwa ada mitra perajinnya yang dulu membuat furnitur untuk ekspor kini beralih membuat Uwitan.
Menurutnya perajin lokal perlu lebih percaya diri bahwa pasar lokal mampu dan mau membeli produk-produk mereka.
Tak lupa dengan memanfaatkan potensi dari pasar lokal tersebut.
(Zuhirna Wulan Dilla)