JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup anjok 57 poin di level Rp14.824 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini.
Menurut Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaib, salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini, karena adanya sentimen kenaikan inflasi di hampir semua negara termasuk Amerika Serikat yang diluar dugaan.
"Naiknya di luar dugaan mencapai 8,6 persen di bulan Mei, membuat negara-negara berkembang mengalami ketakutan atau defresi," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Jumat (17/6/2022).
BACA JUGA:Menguat, Rupiah Hari Ini Parkir di Level Rp14.555/USD
Kendati demikian, kata Ibrahim, fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus karena di topang oleh komoditas yang melimpah.
Selain itu, harga terus melonjak membuat ekonomi bisa menahan gejolak tersebut sehingga inflasi di Indonesia juga relatif stabil yang kemungkinan di tahun 2022 antara 2-4%.
"Dengan inflasi yang tinggi di berbagai negara akibat melonjaknya harga komoditas, mengakibatkan berkah tersendiri bagi perekonomian Indonesia," jelasnya.
Adapun pemicu lainnya, lanjut Ibrahim, ramainya bank sentral global menaikan suku bunga acuan, Bank Indonesia dalam pertemuan di bulan Juni 2022 kemungkinan masih akan mempertahankan suku bunga di 3,5%
"Ini merupakan prestasi tersendiri bagi Bank Indonesia di mata dunia," pungkasnya
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan Senin (20/6/2022) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif di rentang Rp14.810 - Rp14.880.
(Zuhirna Wulan Dilla)