Juga memberi tekanan pada minyak adalah kenaikan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya ke level tertinggi sejak mencapai level tertinggi 19 tahun pada pertengahan Juni. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Brent dan WTI naik sekitar 7,0% selama tiga sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang ketatnya pasokan, sebagian karena sanksi Barat terhadap Rusia.
"Mengingat bahwa hampir seperlima dari kapasitas produksi minyak global saat ini berada di bawah beberapa bentuk sanksi (Iran, Venezuela, Rusia), kami percaya tidak ada cara praktis untuk menjaga barel ini keluar dari pasar yang sudah sangat ketat," JP Morgan mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.
Tetapi investor juga khawatir bahwa ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan energi karena bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi.
(Feby Novalius)