JAKARTA - Ekonomi dunia 2023 diramal gelap. Demikian pernyataan mengejutkan Presiden Jokowi usai bertemu para pemimpin lembaga dunia sekelas PBB, IMF dan World Bank.
Kendati demikian, Jokowi mempertegas bahwa kondisi ini bukan terjadi semata di Indonesia, tapi banyak negara di dunia dalam kondisi yang tidak mudah.
Baca Juga: Ekonomi Dunia 2023 Diramal Gelap, Ekonom Sebut Perfect Storm Tapi Indonesia Beruntung
Dalam menghadapi sulitnya ekonomi di tahun depan, Ekonom sekaligus Direktur Celios Bhima Yudhistira mengusulkan beberapa hal agar Indonesia selamat dari terpaan global
Pertama, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melakukan beberapa langkah jangka pendek. Pertama, melakukan stres test terhadap perbankan, asuransi dan lembaga keuangan lain terutama berkaitan dengan dampak resesi di AS, keluarnya modal asing dan kenaikan suku bunga yang eksesif (Fed rate naik >4 kali setahun).
Kedua, segera menaikkan suku bunga 50 bps sebagai langkah pre-emptives hadapi tekanan inflasi di semester ke II 2022. Ketiga, memperbaiki jaring pengaman sistem keuangan terutama skenario Bail in.
Baca Juga: Sri Mulyani Desain APBN 2023 untuk Hadapi Ekonomi Dunia Gelap
"Kemudian (ketiga) tambah negara mitra LCS (local currency settlement) dan beri insentif lebih besar bagi pelaku usaha ekspor agar menukar devisa dolar dengan Rupiah. Kelima, tingkatkan serapan investor domestik dalam SBN untuk cegah volatilitas akibat keluarnya investor asing di pasar obligasi," tuturnya, saat dihubungi Okezone, Rabu (10/8/2022).
Bhima, melanjutkan langkah ke empat, pemain utama harus berada di depan yakni, BI, OJK dan Kemenkeu. Sinergi antar ketiganya penting.
"Hubungan fiskal-moneter harus kompak jangan ada ego sektoral yang hambat harmonisasi kebijakan," tuturnya.