“Misalnya gini, pas ada kaya kerusuhan 98 semua toko tutup. Saya ingat Toyota Kijang waktu itu Rp200 juta. Di airport orang mau jual Rp15 juta aja gak ada yang mau beli. Semua tutup, bank tutup waktu 98,” tambahnya.
Dia menyebut jika menyimpan harta menjadi sebuah jam tangan itu sulit dicairkan.
“Bisa gak tuh bawa ke warung makan jam tangan kita? Dia orang warung gak tau, gak ngerti kan khusus orang yang ngerti-ngerti doang,” pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)