NEW YORK- Harga minyak anjlok hingga 2% pada akhir perdagangan Jumat, di tengah ekspektasi gangguan pasokan di Teluk Meksiko AS bersifat jangka pendek. Selain itu, kekhawatiran resesi mengaburkan prospek permintaan minyak.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot USD1,45 atau 1,5% menjadi USD98,15 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September terpangkas USD2,25 atau 2,4% menjadi USD92,09 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Hampir USD100/Barel Didukung Prediksi Badan Energi Internasional
Untuk minggu ini, harga Brent naik 3,4% minggu ini setelah jatuh 14% minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan memukul pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar. Sementara itu WTI naik 3,5%.
"Kami mundur sedikit setelah kenaikan besar kemarin," kata Analis Hrup Price Futures, Phil Flynn, dikutip dari Antara, Sabtu (13/8/2022).
Baca Juga: Harga Minyak Naik di Tengah Peningkatan Stok AS 5,5 Juta Barel
Para awak diperkirakan akan mengganti bagian pipa minyak yang rusak pada akhir Jumat (12/8/2022) kata seorang pejabat pelabuhan Louisiana, yang memungkinkan dimulainya kembali produksi di tujuh anjungan minyak lepas pantai Teluk Meksiko AS.
Pada Kamis (11/8/2022), produsen minyak utama Teluk Meksiko AS Shell mengatakan pihaknya menghentikan produksi di tiga anjungan laut dalam di wilayah tersebut. Ketiga anjungan tersebut dirancang untuk menghasilkan gabungan hingga 410.000 barel minyak per hari.
Pipa Amberjack, salah satu dari dua yang dihentikan karena kebocoran, telah dimulai kembali dengan kapasitas yang berkurang, kata juru bicara Shell Cindy Babski. Pipa Mars tetap offline tetapi diperkirakan akan kembali beroperasi pada Jumat (12/8/2022), katanya.