JAKARTA - Bank sentral China memangkas suku bunga acuannya. Hal ini dilakukan untuk mendorong ekonomi yang dibebani oleh lockdown Covid-19 dan penurunan sektor properti yang semakin dalam.
Mengutip Bloomberg, Senin (15/8/2022), imbal hasil obligasi merosot setelah People's Bank of China menurunkan suku bunga pinjaman kebijakan satu tahun sebesar 10 basis poin menjadi 2,75% dan suku bunga reverse repo tujuh hari menjadi 2% dari 2,1%.
Sebelumnya, 20 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun tidak akan diturunkan oleh Bank Sentral China.
Sebagai gambaran kondisi ekonomi China, produksi industri naik 3,8% dari tahun lalu, Biro Statistik Nasional mengatakan, lebih rendah dari 3,9% Juni dan meleset dari perkiraan ekonom tentang kenaikan 4,3%.
Kemudian Penjualan ritel tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebesar 2,7%. Sedangkan Investasi aset tetap naik 5,7% dalam tujuh bulan pertama tahun ini, juga lebih buruk dari 6,2% yang diproyeksikan oleh para ekonom dan tingkat pengangguran yang disurvei turun menjadi 5,4% dari 5,5%.
“Data ekonomi bulan Juli sangat mengkhawatirkan. Kebijakan Covid Zero terus mempengaruhi sektor jasa dan meredam konsumsi rumah tangga,” kata Raymond Yeung, ekonom Greater China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd.