Minyak Brent dan WTI Anjlok di Bawah USD100/Barel, Harga BBM Tak Jadi Naik?

Antara, Jurnalis
Rabu 31 Agustus 2022 06:45 WIB
Harga Minyak Mentah Turun. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

HOUSTON - Harga minyak anjlok hingga USD6 pada akhir perdagangan Selasa. Penurunan harga minyak dalam sebulan ini terjadi di tengah kekhawatiran permintaan bahan bakar dapat melemah karena bank-bank sentral global menaikkan suku bunga untuk melawan lonjakan inflasi.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober merosot USD5,78 atau 5,5% menjadi USD99,31 per barel setelah sempat menyentuh di USD97,55 per barel. Kontrak Oktober berakhir pada Rabu dan kontrak November yang lebih aktif berada di USD97,84 atau jatuh 4,9%.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir USD5,37 atau 5,5% menjadi USD91,64 per barel.

Baca Juga: Indonesia Bakal Beli Minyak Murah Rusia Pakai Rubel, Ini 5 Faktanya

Dengan inflasi mendekati wilayah dua digit di banyak ekonomi utama, bank-bank sentral dapat menggunakan kenaikan suku bunga yang lebih agresif sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Bank Sentral Eropa (ECB) akan memasukkan kenaikan suku bunga 75 basis poin di antara opsi untuk pertemuan kebijakan September, kata pembuat kebijakan Estonia, Madis Muller pada Selasa (30/8/2022).

Inflasi Jerman pada Agustus naik ke level tertinggi dalam hampir 50 tahun, data menunjukkan. Bank sentral Hongaria menaikkan suku bunga dasarnya sebesar 100 basis poin menjadi 11,75%.

Baca Juga: Jika RI Tolak Beli Minyak Murah Rusia, Anggota DPR: Alangkah Gobloknya Kita

Taruhan pada kenaikan suku bunga Fed besar lainnya juga mendorong dolar. Greenback yang lebih kuat membuat minyak dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.

Harga jatuh setelah komentar dari pemasar minyak milik negara Irak SOMO bahwa ekspor minyak negara itu tidak terpengaruh oleh kerusuhan, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Bentrokan terburuk di Baghdad dalam beberapa tahun antara kelompok-kelompok Muslim Syiah yang bersaing berlanjut untuk hari kedua sebelum mereda ketika ulama kuat Moqtada al-Sadr memerintahkan para pendukungnya untuk pulang.

SOMO mengatakan bisa mengarahkan lebih banyak minyak ke Eropa jika diperlukan. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (31/8/2022).

Harga mendapat banyak tekanan ketika produsen minyak dengan pertumbuhan tercepat Rusia, Gazprom Neft, mengatakan pihaknya berencana untuk menggandakan produksi minyak di ladang Zhagrin di Siberia Barat menjadi lebih dari 110.000 barel per hari.

Investor akan memantau pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+ pada 5 September.

Arab Saudi pekan lalu meningkatkan kemungkinan pengurangan produksi dari OPEC+, yang menurut sumber bisa bertepatan dengan peningkatan pasokan dari Iran jika mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat.

Dalam kemungkinan peningkatan pasokan lainnya, menteri perminyakan Venezuela mengatakan negara itu siap untuk melanjutkan bisnis dengan perusahaan minyak utama Chevron Corp, menambahkan bahwa kemajuan untuk meluncurkan kembali operasi tergantung pada izin dari Washington.

Dengan sebagian besar produsen sudah beroperasi pada atau di atas kapasitas dan tanda-tanda yang meningkat bahwa ekonomi global mungkin melambat, beberapa pengurangan pasokan tampaknya semakin mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang, kata Matt Weller, kepala penelitian di FOREX.com dan City Index.

Stok minyak mentah AS naik, sementara stok bahan bakar turun dalam pekan terakhir, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (30/8/2022).

Stok minyak mentah naik sekitar 593.000 barel untuk pekan yang berakhir 26 Agustus, menurut data. Stok minyak mentah AS kemungkinan akan turun dalam seminggu hingga 26 Agustus, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (29/8/2022).

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya