RI Bukan Lagi Negara Kaya Minyak, Jangan Bakar Subsidi di Jalan

Feby Novalius, Jurnalis
Kamis 01 September 2022 14:44 WIB
Subsidi BBM Bengkak hingga Rp507 Triliun. (Foto: Okezone.com/Pertamina)
Share :

JAKARTA - Harga BBM subsidi segera dinaikan seiring cairnya BLT BBM sebagai bantalan sosial dari rencana tersebut. Penyesuaian harga BBM ini pun akan mengurangi tekanan terhadap APBN yang semakin lama semakin besar.

Adapun 80% masyarakat yang menikmati subsidi BBM adalah orang-orang mampu, sementara 20% masyarakat kurang mampu.

Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, ketika ada penyesuaian harga BBM pasti ada dampak inflasi. Hal ini yang harus dijaga melalui mekanisme pengalihan anggaran yang sebelumnya difokuskan pada subsidi energi, dibalikkan prioritasnya kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkan.

Baca Juga: Kapan Harga Pertalite Naik? Jokowi: Masih Dihitung

“Indonesia juga sudah tidak lagi menjadi produsen minyak, tetapi importir minyak karena kebutuhan kita jauh lebih besar dari kuota yang tersedia. Dari pengalihan subsidi BBM nanti bisa dibangun infrastruktur, investasi ke pendidikan, yang mana jauh lebih prioritas dibanding membakar subsidi di jalan,” kata Fithra,Kamis (1/9/2022).

Fithra menambahkan, Presiden Jokowi konsisten memberikan bantuan sosial yang pastinya akan bertambah terus. Namun, ada kecenderungan ketika masyarakat diberikan bantuan dana langsung konsumtif yang pada akhirnya tidak berpikir jangka panjang.

Baca Juga: Perhatian! Harga BBM Hari Ini Turun Bukan Naik

“Hal yang bisa diperbaiki sekarang adalah bagaimana memperbaiki data, bagaimana agar masyarakat tidak terkena dampak paling parah, dan bagaimana menjaga anggaran negara tidak terlalu terbebani. Pilihan ini tidak mudah, tapi harus sudah dipikirkan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjawab kabar naiknya harga BBM yang rencananya dilakukan Kamis (1/9/2022) besok.

"Soal BBM, kita tunggu presiden," kata Luhut di Mambal, Badung, Bali, Rabu (31/8/2022).

Luhut lantas menyoroti dampak inflasi yang akan terjadi jika harga BBM naik. Dia minta pemerintah daerah kompak menghadapi inflasi pangan.

"Saya kira kalau semua semua setiap provinsi setiap kabupaten tadi kita monitor inflasinya masing-masing itu saya kira akan bisa kurangi inflasi," terangnya.

Menurutnya, yang membuat gejolak saat ini adalah inflasi pangan yang sudah mencapai 11,4%. Hal itu disebabkan tingginya harga telur, bawang dan cabai rawit.

Dia menilai angka inflasi pangan sekarang ini masih tergolong rendah, karena hanya 2,84% dari maintain di bawah 7%.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya