Erick Thohir Ajak Kurangi Ketergantungan BBM, Caranya Gimana Pak?

Antara, Jurnalis
Rabu 07 September 2022 18:37 WIB
Erick Thohir Ajak Masyarakat Kurangi Ketergantungan pada BBM. (Foto: Okezone.com/BUMN)
Share :

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak masyarakat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM). Dirinya berharap masyarakat mulai beralih ke energi alternatif.

Menurut Erick, Indonesia sudah tidak lagi menjadi bagian dari OPEC karena sudah menjadi negara importir BBM sejak 2003. Sehingga alokasi kuota BBM bersubsidi yang diberikan pemerintah setiap tahun berdampak terhadap stabilitas APBN.

Baca Juga: Erick Thohir ke Kantor Pertamina Cek Kuota BBM Subsidi, Aman Pak?

"Jumlah penduduk bertambah dari berapa ratus juta (dulu) sekarang 273 juta, mobil tambah yang artinya penggunaan BBM meningkat, belum lagi industri petrochemical membutuhkan crude oil yang kita produksi untuk plastik, baju, dan lain lain. Dengan hal seperti itu, suka tidak suka kita harus mulai mengefisienkan impor, harus juga mengurangi ketergantungan dengan BBM," kata Erick dalam sesi wawancara usai mengunjungi fasilitas Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) di Graha Pertamina, dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Erick mengatakan kerangka kerja cetak biru (blueprint) yang pemerintah dorong dalam program transisi energi dari energi fosil ke energi alternatif, di antaranya mendorong penggunaan sepeda motor listrik dan mobil listrik, serta mendorong penggunaan kompor induksi untuk memasak.

Baca Juga: Masyarakat Banding-bandingkan Harga BBM Pertamina Vs Shell Cs, Begini Reaksi Erick Thohir

Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong solusi agar bahan bakar minyak bisa dicampur dengan bahan bakar nabati dari kelapa sawit yang dinamakan produk biodiesel.

Indonesia telah mengimplementasikan bahan bakar campuran solar dan minyak sawit dengan komposisi 70:30 atau biasa dikenal dengan B30 dan saat ini secara bertahap menuju B40 dengan komposisi 60% solar dan 40% minyak sawit.

Erick mengungkapkan bahwa pemerintah juga sedang mencari solusi untuk memproduksi bahan bakar bioetanol dari gula. Menurutnya, negara tetangga Thailand sudah mampu memproduksi bioetanol sampai 12 persen, India sudah 10 persen, dan Brasil sudah 67 persen.

Bahan bakar bioetanol memiliki research octane number (RON) sampai angka 130-an yang baik untuk lingkungan karena rendah emisi karbon.

"Artinya, (gula) bisa jadi campuran seperti juga kelapa sawit, alternatif ini kami dorong. Jadi, kami mendorong kebijakan," terang Erick.

Saat ini, Indonesia memiliki target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Program itu selaras dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan dengan mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya