JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan Singapura Gan Siow Huang menyarankan pengusaha dan pekerja harus mempertimbangkan pola pikir kerja fleksibel. Di mana hal itu dengan penerapan empat hari kerja dalam seminggu.
Mengutip dari CNA di Jakarta, Kamis (15/9/2022), dia menjelaskan kalau sistem empat hari kerja dalam seminggu mungkin akan membuat kinerja dari para karyawan menjadi lebih baik.
Namun, sistem tersebut mungkin tidak tepat untuk beberapa sektor lain.
BACA JUGA:Perbandingan Biaya Hidup Tinggal di Jakarta vs Singapura
"Kerja empat hari dalam seminggu adalah salah satu dari banyak jenis pengaturan kerja yang fleksibel, dan kementerian, bersama dengan mitra tripartit kami, sangat mendorong pengusaha dan karyawan untuk terbuka terhadap pengaturan kerja yang fleksibel dalam segala bentuknya untuk mengidentifikasi dan mengadopsi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis unik mereka dan kebutuhan pekerja mereka," ujarnya.
Adapun dia juga menjawab pertanyaan dari anggota parlemen, Melvin Yong (PAP-Radin Mas), tentang apakah studi dilakukan oleh pihak ketiga untuk menguji kelayakan kerja empat hari dalam seminggu di Singapura.
Namun, dia menyebut Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Singapura tidak mengetahui adanya studi yang sedang berlangsung oleh pihak ketiga.
Dirinya juga menambahkan bahwa laporan percontohan empat hari kerja dalam seminggu yang diterapkan di negara lain tampak beragam.
Sistem ini sudah diterapkan di negara lain Irlandia, Jepang dan Spanyol.
Di Belgia, karyawan memiliki hak untuk mengajukan empat hari kerja dalam seminggu, tetapi dengan jam kerja harian diperpanjang sehingga jumlah jam kerja dalam seminggu tetap sama, katanya.