Hal itu karena di situlah pondasi pemerintah dalam jangka menengah dan panjang yang bisa diperbaiki karena ini menyangkut daya saing.
"Gak bisa bersaing kalau konektivitas tidak kita miliki dengan baik, jalan, airport, pelabuhan, pembangkit listrik, itu kunci dasar kalau ingin bersaing dengan negara lain, kalau itu kita tidak memiliki, stok infrastruktur kita rendah mana bisa bersaing," jelasnya.
Hal ini didorong oleh beberapa realisasi indikator perekonomian yang menggembirakan beberapa waktu terakhir.
Antara lain indeks keyakinan konsumen yang menunjukkan optimisme.
Perbankan juga menyalurkan kredit dengan pesan, yaitu 10,7% yang menggambarkan perekonomian menggeliat. Ekspor bahkan luar biasa dengan realisasi tertinggi sepanjang sejarah dan mendorong neraca dagang surplus USD5,7 miliar.
"Neraca dagang surplus 28 bulan berturut-turut," ucapnya.
Aktivitas industri juga terus melesat, yang terlihat dari indeks PMI manufaktur di atas 51.
"Makanya menurut saya akan tumbuh di atas yang kuartal II," tegasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)