"Di mana akibat perang tersebut akan berdampak terhadap kebutuhan pangan dan bahan bahan minyak. Akibatnya biaya meningkat. Karena kalau suplainya susah demainnya naik, maka harga akan naik," jelasnya.
"Dengan begini, gelombang PHK ke depan cenderung lebih berbahaya dan itu resikonya," tambahnya.
Redi mengatakan bahwa PHK karyawan tersebut merupakan langkah yang diambil guna menyelamatkan perusahaan.
"Kalau saya melihat, jika perusahaan sebesar itu berani PHK karyawan, dia sudah melihat bahwa dalam waktu jangka pendek, menegah dan panjang, perusahaan ini dalam kondisi menurun," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)