Selanjutnya, OJK meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk mencermati perkembangan risiko kredit di sektor-sektor ekonomi yang memiliki konsumsi energi yang tinggi di tengah kenaikan harga energi dan yang kinerjanya berhubungan erat dengan siklus harga komoditas. Adapun bank diminta untuk melakukan scenario analysis untuk memitigasi risiko dimaksud.
"OJK akan mempertahankan beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan untuk mengelola volatilitas dan menghadapi tantangan yang terjadi di Pasar Modal domestik dalam beberapa waktu ke depan, antara lain asymmetric auto-rejection, pelarangan transaksi short selling, dan pelaksanaan trading halt untuk penurunan IHSG sebesar 5 persen, seiring masih tingginya volatilitas pasar dan potensi meningkatnya tekanan ke depan," pungkas Darmansyah.
Meskipun dengan kondisi yang tidak pasti, beberapa analis masih yakin Credit Suisse tidak akan bangkrut. Mereka menyebut apa yang terjadi pada Credit Suisse tak bisa disamakan dengan apa yang terjadi pada Lehman Brothers pada 2008.
Sementara itu, Financial Times melaporkan para eksekutif Credit Suisse menghabiskan akhir pekannya untuk berjibaku meyakinkan klien-klien besar, counterpart bisnis, dan investor tentang likuiditas dan posisi modal sebagai respons atas kekhawatiran mengenai kesehatan finansial bank papan atas tersebut.
Dilaporkan, mereka menelpon satu persatu klien setelah tersebar kabar mengenai kenaikan tajam credit default swaps Credit Suisse, atau premi asuransi proteksi gagal bayar, yang pada hari Jumat pekan lalu naik tajam, mengindikasikan kekhawatiran investor akan kesehatan bank tersebut.
(Feby Novalius)