JAKARTA - Tambahan investasi sebesar USD 18,6 miliar atau setara Rp283 triliun (kurs Rp15.249 per USD) telah disiapkan oleh Chairman of the Board and CEO Freeport-McMoRan, Richard C Adkerson, untuk menopang kegiatan operasional 2021-2041.
Diketahui sepanjang tahun 1970-2021 hampir USD20 miliar atau setara dengan Rp305,1 triliun telah diinvestasikan oleh Freeport dalam pengembangan operasi pertambangan di Papua.
Baca Juga: Bos Besar Freeport Beberkan Dampak Besar Keuntungan Tambang bagi Rakyat Indonesia
"Kami berencana untuk menggelontorkan hampir USD20 miliar lagi dan kemudian lebih dari USD3 miliar di Gresik, untuk membangun smelter," katanya.
Berdasarkan informasi, investasi sebanyak USD18,6 AS itu terbagi menjadi USD15,6 miliar penanaman modal dan USD3 miliar untuk pengembangan smelter.
Adkerson mengakui, Freeport telah mengeluarkan banyak dana untuk mendukung operasi pertambangan di pegunungan Papua itu. Dia bahkan menyebut orang yang menemukan tambang tersebut awalnya ragu soal pengembangan tambang tembaga itu.
Baca Juga: Freeport Tambah Investasi Rp283 Triliun demi Gali Emas di Indonesia hingga 2041
"Dari tahun 1970 hingga 2021 kami menginvestasikan hampir USD20 miliar dalam mengembangkan operasi ini, di Papua, di gunung, di mana orang yang menemukan tambang dan mengatakan tambang itu tidak akan pernah bisa dikembangkan," katanya.
Adkerson menambahkan, meski modal yang dikeluarkan begitu besar, namun dampaknya secara ekonomi sangatlah besar.