Untuk diketahui, peringatan resesi muncul melihat kebijakan moneter ketat bank sentral di sejumlah negara. Bank-bank sentral ini terus mengerek suku bunganya. OJK pun memprediksi resesi global akan terjadi lebih cepat.
"Tapi yang tidak bisa kami prediksi ialah seberapa serius resesi dan berapa lama itu akan berlangsung," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
Terlepas dari kemungkinan resesi global tahun depan, OJK belum secara spesifik membocorkan kebijakan relaksasi yang diperlukan.
"Jika dalam perkembangan selanjutnya kami merasa perlu kebijakan yang tepat untuk mencapai target, tentu kami akan merumuskan dan mengesahkan (kebijakan) tersebut," terang Mahendra.
Sementara itu, Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan kebijakan moneter bank sentral yang cukup agresif akan menghambat proses pemulihan ekonomi global. Imbasnya, ekonomi dunia diperkirakan melambat menjadi 0,5% tahun depan.
Dia khawatir tren perlambatan ekonomi akan berlangsung dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Malpass mendesak seluruh negara fokus meningkatkan produksi agar pasokan kembali melimpah, sehingga inflasi bisa ditekan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)