Ramai Isu Resesi Global 2023, Lebih Parah Dibandingkan Pandemi Covid-19?

Fayha Afanin Ramadhanti, Jurnalis
Senin 24 Oktober 2022 08:32 WIB
Ilustrasi resesi. (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA – Belakangan ini masyarakat ramai membicarakan isu resesi 2023.

Di mana masyarakat dibuat panik perihal ini.

Padahal, menurut akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali, pada 2020 dunia sudah melewati masa resesi.

Tercatat saat itu pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran selama 3 kuartal berturut-turut, yaitu selama pandemi Covid-19.

”Selama pandemi Covid-19, bangsa mana yang tidak mengalami resesi? hampir semuanya mengalami. Karena harus meningkatkan hutang, jadi menggunakan strategi defisit pendapatan yang berkurang, tetapi spendingnya harus ditingkatkan. Demi menyelamatkan rakyatnya," katanya dalam video yang diunggah pada laman YouTube pribadinya, dikutip Okezone Senin (24/10/2022).

Resesi kali ini terdengar menakutkan karena banyak tokoh publik ikut membahas, yang kemudian disalah artikan oleh sebagian orang.

”Resesi ini sekarang menjadi sangat menakutkan karena disampaikan juga oleh tokoh-tokoh publik, dan kemudian diterjemahkan oleh sejumlah orang bahkan dikatakan akan terjadi PHK massal besar-besaran,” bebernya.

Oleh karena itu, guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik, dan tidak salah menejermahkan arti dari resesi tersebut.

Sebagai contoh, para contoh publik menyarankan untuk menahan uang, jangan dulu berinvestasi, dan memotong biaya pemasaran.

Para penjual juga diminta untuk tidak memiliki stok dalam jumlah besar, karena penjualan online pasti akan terganggu.

 BACA JUGA:Ancaman Resesi, Bagaimana Nasib Proyek Infrastruktur di Indonesia?

” Kalaupun beli mereka akan beli yang murah-murah, tidak akan melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup,” terang Rhenald.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya