JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ketika pandemi dikatakan akan selesai menurut World Health Organization (WHO), muncul krisis baru yaitu kenaikan harga pangan, energi, dan tekanan geopolitik yang meningkat, yang menimbulkan disrupsi supply secara global.
Dia menyebut di situ, terjadi shock, harga pangan dan energi melonjak sangat tinggi.
"Batu bara yang biasanya seharga USD70 dan USD80 per ton kini menjadi USD400 per ton, CPO yang tadinya USD700 naik menjadi USD1.700, lebih dari 2 kali lipat, belum harga minyak yang tadinya USD60 per barel menjadi USD105, dan harga-harga lain seperti gandum, nikel, dan yang lainnya naik. Ketika harga komoditas melonjak tinggi, pastinya inflasi juga sangat tinggi," ujar Sri dalam Seminar Bincang APBN 2023 secara virtual di Jakarta, Jumat(28/10/2022).
BACA JUGA:APBN Itu Penyangga saat Ekonomi Sulit, Sri Mulyani Beberkan Buktinya
Di saat seperti ini, APBN maju kembali ketika inflasi meninggi. Biasanya dimulai dari sisi moneter, menstabilkan harga melalui demand management.
Tetapi, Sri menyebut bahwa dalam hal ini, moneter dan fiskal harus bekerja sama.