JAKARTA – Bagi para milenial yang ingin berbisnis, baiknya banyak berkaca pada pengalaman orang-orang yang sudah lebih lama merintis usaha.
Salah satunya adalah Maya Furukan, usaha rumah makan Manado yang diberi nama Rumah Makan Tinoor ini sudah berdiri sejak 1950.
“Saya generasi ketiga. Oma saya dari tahun 1950, kalau mami dari 1969. Saya mulainya 2003. Dari Batam, baru saya datang ke Jakarta,” kata Maya saat ditemui Okezone di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2022.
Maya mengaku senang karena usaha rumah makannya diundang oleh pihak penyelenggara untuk turut serta memeriahkan acara ini. Pihak penyelenggara tidak pernah absen mengundang Rumah Makan Tinoor sejak 2017.
”Kami belum membuka cabang, baru di Manado saja. Kampoeng Legenda ini sudah kami ikuti dari 2017. Di 2017 itu, sebelum pandemi, omzet untuk kita memang luar biasa. Kalau bisa kita diundang setiap tahun oleh Jiiscomm dan management Mal Ciputra, kami berharap selalu itu,” ujarnya.
Menunya yang paling laris terjual ada babi woku, babi rica-rica, dan kue panada. Dalam satu mangkuk nasi campur tersebut terdapat nasi putih, satu lauk, sayur tumis kangkung dan daun bunga pepaya, dan bonus sup kacang merah, di Manado biasa disebut sup brenebon.