JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) rencana menghentikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap.
Menurut Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, hingga 2040 ditargetkan 6,7 Gigawat (GW) PLTU berhenti beroperasi. Proses penghentian PLTU tersebut dilakukan dalam dua tahap.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Tahapan Pensiunkan PLTU Batu Bara
"Di mana sekitar 3 GW berhenti secara natural atau pensiun alami, dan 3,7 GW dalam energy transition mechanisme (ETM)," jelasnya kepada wartawan saat ditemui di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Rabu (2/10/2022).
Baca Juga: Indonesia Siap Pensiunkan PLTU Batu Bara di 2027
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga menyampaikan rencana pemberhentian atau pensiun dini PLTU batu bara akan dilakukan bertahap hingga 2040. Ia menyebut dalam kurun waktu tersebut, kapasitas PLTU yang dihentikan mencapai 15 GW.
"Kita lihat 15 GW (PLTU batu bara) ini yang potensi untuk shutting down, apakah dengan angka-angka 6,8 GW sampai 2030 atau 2040 menjadi 15 GW," ungkap Erick.
Erick Thohir memastikan PLN melalui subholding generation company (Genco) ikut terlibat dalam proses pemberhentian PLTU batu bara. Melalui Genco, seluruh aset pembangkit PLN akan dikonsolidasikan ke dalam dua perusahaan, yakni PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power.
"Kita sudah spin off dengan subholding, PLN sebagai holding akan fokus kepada retail dan subholding pada pembangkit listrik," katanya.
(Feby Novalius)