JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor Indonesia pada Oktober 2022 naik 12,30% (year on year/yoy) menjadi USD24,81 miliar atau setara Rp386 triliun. (Kurs: Rp15.569/USD).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan nilai tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 0,13%.
"Kalau kita lihat total ekspor kita September 2022 ini secara month to month ini USD24,78 miliar kemudian di Oktober ini mengalami peningkatan USD24,81 miliar atau ada kenaikan sebesar 0,13%," ujar Setianto dalam konferensi pers BPS, Selasa (15/11/2022)
BACA JUGA:BPS: Rata-Rata Upah Pegawai Naik 12,22% pada Agustus
Secara rinci, ekspor untuk migas dari USD1,31 miliar menjadi USD1,38 miliar atau terjadi peningkatan 4,93%, sementara untuk non migas secara month to month ini mengalami penurunan -0,14% dari USD23,47 miliar menjadi USD23,43 miliar.
"itu kalau kita lihat secara month to month, jadi terkait dengan ekspor non migas yang mengalami penurunan sebesar 0,14% terhadap bulan sebelumnya ini dikarenakan penurunan untuk komoditas biji logam, perak dan abu, ini HS26 yang turun sebesar 38,57%," katanya.
Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85 ini juga turun sebesar 5,92%.
Selanjutnya komoditas ketiga yang mengalami penurunan juga yaitu dari kayu atau kode HS47 yang turun 20,58%.
"Penurunan ekspor non migas ini melanjutkan penurunan yang juga terjadi di bulan sebelumnya di bulan September yang lalu, ekspor non migas turun 10,35% terhadap Agustus 2022," jelasnya.
Sementara itu pada saat yang sama terjadi peningkatan ekspor migas sebesar 4,93% yang didorong oleh peningkatan komoditas gas yang meningkat sebesar 8,34% dan volumenya juga meningkat sebesar 0,74%.
Kemudian hasil minyaknya juga meningkat sebesar 9,02% dan volumenya juga meningkat sebesar 6,91%.
Adapun ekspor non migas secara tahunan juga meningkat 11,45% menjadi USD43 miliar. Untuk migas naik 29,20% dan volumenya naik 8,02% sementara non migas dengan volume 7,95%.
(Zuhirna Wulan Dilla)