Anton menjelaskan masalah yang saat ini terjadi adalah kurangnya order di pasar ekspor yang membuat barang tidak terjual secara optimal. Sehingga barang akan bertumpuk di gudang dan laju produksi berkurang karena stok masih banyak.
"Kalau hanya menguras keuntungan yang kita dapat itu saya kira no problem, untungnya makin kecil, tetapi kalau kita harus nombok, dengan jumlah karyawan yang banyak, kita tidak akan tahan," kata Anton.
"Tidak ada perushaan yang mau membayar ratusan miliar setiap bulan dan menunggu keadaan membaik" pungkasnya.
(Taufik Fajar)