Perseroan menjelaskan, laba bersih yang turun cukup dalam dipicu oleh membengkaknya rugi selisih kurs. Kenaikan beban pos ini mencapai 1.259% yoy menjadi Rp2,69 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp197,95 miliar.
Di samping itu, emiten produsen mi instan Indomie ini melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 14,75% secara yoy dari Rp42,62 triliun menjadi Rp48,91 triliun dalam kurun Januari—September 2022. Kenaikan penjualan itu diikuti dengan kenaikan laba usaha sebesar 8% yoy menjadi Rp9,55 triliun, dari Rp8,82 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional, sebelum memperhitungkan akun non-recurring dan kurs, turun tipis 0,38% di kisaran Rp5,15 triliun, dibandingkan dengan Rp5,17 triliun pada kurun Januari—September 2021.
Direktur Utama Indofood, Anthoni Salim mengatakan bahwa ICBP akan fokus menjaga keseimbangan pertumbuhan volume penjualan dan profitabilitas.
Dia menilai kinerja ICBP tetap positif di tengah perlambatan ekonomi global dan perkembangan biaya yang fluktuatif. “Total nilai penjualan dan laba usaha tumbuh masing-masing 15% dan 8 %di tengah melambatnya perekonomian global dan kondisi berbagai biaya yang fluktuatif. Kami akan terus berupaya menjalankan strategi dengan baik serta beradaptasi dengan cepat untuk menghadapi berbagai tantangan,” kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)