JAKARTA - Bupati Meranti Muhammad Adil mengancam angkat senjata dan bergabung dengan Malaysia. Sikapnya ini pun dinilai sebagai salah satu bentuk makar.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengatakan, setiap kritik yang disampaikan dari bawah memang wajib didengarkan, namun apa yang diserukan Bupati Meranti membahayakan. Pasalnya, khawatir ditiru oleh gubernur dan bupati daerah lain.
"Pertama, kritik dari bupati harus didengar, wajib. Dapat 700 mungkin terlalu kecil, dihitung. Kedua, kalau Bupati melakukan makar untuk berpindah negara dipanggil, dia lakukan makar. Gaboleh main-main dengan negara ini," jelasnya ketika ditemui dalam acara Indef School of Political Econony Jurnalisme Ekonomi yang digelar di Jakarta, Selasa (!3/12/2022).
Oleh sebab itu, Didik meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk memanggil Bupati Meranti yang menurutnya telah mendeklarasikan makar dan melanggar konstitusi.
"Kalau tidak, dia akan ditiru pemimpin lain. Setiap ada perbedaan dia mau makar. Saya kira bupati itu harus dipanggil. DPR harus panggil, kalau perlu, dia melanggar norma dalam politik harus dicari pasalnya," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Meranti Muhammad Adil membuat kontroversi dengan menyebutkan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dihuni oleh iblis dan setan. Selain itu, dia juga mengancam untuk angkat senjata dan bergabung dengan Malaysia.
Pernyataannya itu didasari kegeraman soal rincian pemberian dana bagi hasil (DBH) minyak yang dianggapnya tidak adil. Adil menganggap pemerintah pusat telah banyak mengambil sumber minyak dari Kepulauan Meranti.
(Feby Novalius)