JAKARTA - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mendapat restu pemegang saham untuk segera melakukan akuisisi PTT Mining Limited (PTTML).
Pemegang saham menyetujui proses akuisisi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 15 Desember 2022 lalu.
Para Pemegang saham memberi restu terkait rencana aksi korporasi BIPI untuk mengambilalih 100% saham PTTML menjadi bagian dari anak perusahaan BIPI, yakni PT Sintesa Bara Gemilang (SBG) yang akan memberikan dan mendukung kinerja baik BIPI ke depan.
Baca Juga: Akuisisi Bandara Komodo, AP I Bakal Ajak Investor Asing
“Kami yakin langkah strategis ini memiliki sejumlah potensi untuk mendukung rencana pertumbuhan berkelanjutan perseroan,” kata Direktur Utama BIPI, Ray Anthony Gerungan, Minggu (18/12/2022).
Sebagai informasi, PTTML melalui anak usahanya merupakan pemilik konsesi tambang batu bara berkualitas tinggi, sebanyak 5.200 sampai 5.700 kkal per kilogram, kadar sulfur rendah, memiliki produksi yag stabil, serta cadangan pengembangan yang besar dengan kontrak penjualan jangka panjang yang terjamin. Selain itu, infrastruktur PTTML dari hauling, processing, crushing dan port pun sudah lengkap.
Terkait dekarbonisasi, target jangka pendek yang akan dilakukan perseroan yakni dengan penggunaan panel surya di dekat pelabuhan, melakukan otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi menuju industri hijau, dengan memaksimalkan potensi batu bara dan produk turunannya yang lebih bersih.
Direktur BIPI, Michael Wong optimistis bahwa akuisisi PTTML akan membuat kinerja keuangan BIPI semakin baik, karena BIPI akan mengkonsolidasikan PTTML melalui SBG.
“Kami berharap bahwa posisi BIPI semakin menarik dan kuat bagi para investor dan kreditur,” kata Michael.
BIPI mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022, dari sebelumnya USD44,26 juta menjadi USD34,98 juta. Hal itu disebabkan oleh adanya kendala curah hujan tinggi di lokasi penambangan. Sementara itu, BIPI mengantongi laba bersih sebesar USD10,32 juta, susut dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD13,43 juta.
“Persetujuan dari para pemegang saham kali ini, semoga menjadi katalis positif terhadap kinerja dan likuiditas saham BIPI ke depan,” pungkas Michael.
(Feby Novalius)