JAKARTA - Mengenali the perfect strom, sosok 'hantu' yang bakal menggangu ekonomi Indonesia hingga dunia pada tahun 2023.
Badai ekonomi pada 2023 diprediksi lebih kuat dibandingkan badai ekonomi 2022. The perfect storm 2023 merupakan istilah yang menjadi narasi para ekonom dan juga bahkan oleh pemerintah.
Seperti yang disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto maupun Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta agar pelaku usaha dan juga masyarakat mewaspadai kondisi perfect storm, yaitu suatu kondisi krisis terkait ekonomi dan keuangan secara sekaligus dan belum diketahui secara jelas dampak dan skala yang akan terjadi.
BACA JUGA:Indonesia Bisa Jadi Raksasa Ekonomi Dunia, Ini Syaratnya
Bahkan beberapa negara dihadapkan dengan tantangan resesi ekonomi.
"Pada prinsipnya, perfect storm ini berupa tantangan ekonomi terkait dengan 5C, yaitu Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living," ujar Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi Apindo Ajib Hamdani dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Kondisi ini tercermin di antaranya adalah pertama, pandemi yang berkepanjangan sejak awal tahun 2020, meninggalkan scarring effect yang masih belum selesai.
Selanjutnya, konflik Rusia dan Ukraina masih menjadi isu sentral yang membuat kondisi geopolitik menghadapi ketidakpastian.
Kondisi lain, supply chain global mengalami gangguan, dan mengakibatkan harga komoditas fluktuatif. Bahkan kemudian inflasi yang secara global terjadi dan memberikan sentimen negatif terhadap daya beli masyarakat.
"Menarik kemudian, ketika kita bandingkan dengan optimisme yang terbangun, dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 yang dihadiri oleh Presiden Jokowi, jajaran menteri ekonomi, Gubernur Bank Indonesia (BI) dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan pertumbuhan ekonomi ditargetkan kisaran 4,5%-5,3% oleh Bank Indonesia," kata Ajib.
Indikator ini, sebut dia, menunjukkan optimisme di sela-sela tantangan global yang dihadapi oleh ekonomi dunia.
Sementara itu, ada 3 hal yang mendorong optimisme ekonomi Indonesia menyambut tahun 2023. Pertama, jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar.
"Data Badan Pusat Statistik(BPS) pada akhir tahun 2021 menunjukkan jumlah 273.879.750. Bahkan diperkirakan sudah melebihi 275 juta pada akhir tahun 2022 ini," katanya.
Dalam sebuah ekosistem ekonomi, jumlah penduduk adalah market atau demand. Dengan demand yang besar, maka konsumsi akan terjaga dengan baik.
"Potensi yang kedua adalah melimpahnya sumber daya alam dan komoditas. Dan pemerintah sudah melakukan langkah tepat dengan melakukan program transformasi ekonomi dengan melakukan downstream atau hilirisasi, yang bisa meningkatkan nilai tambah," ucap Ajib.
Kemudian, potensi ketiga adalah kekuatan UMKM yang menjadi penyangga utama pertumbuhan ekonomi. UMKM adalah sektor usaha yang mempunyai resiliensi atau daya bangkit yang cepat. Kalau pemerintah bisa memberikan daya ungkit maksimal di sektor UMKM ini, maka pertumbuhan ekonomi akan tetap terjaga bahkan bisa terakselerasi dengan lebih cepat.
(Dani Jumadil Akhir)