Dijadwalkan, dari Balikpapan, Scoot akan terbang setiap Senin pada pukul 09.00-11.35, Rabu dari pukul 11.15-13.50, dan Jumat di sore hari ke Singapura mulai pekan terakhir Januari ini. Baik Singapura maupun Balikpapan menggunakan zona waktu +8 Greenwich Meridien Time (GMT), walaupun secara geografis Singapura berada di +7 GMT. Di dalam pesawat, awak kabin akan menyebutkan, “tidak ada perbedaan waktu antara Balikpapan dan Singapura”.
Sebelumnya dari Bandara Internasional Sepinggan pernah terbang Silk Air langsung ke Singapura. Jadwalnya seminggu dua kali pada Jumat dan Senin. Ground handling seperti penjualan tiket dan lain-lain ditangani dari kantor kecil di Hotel Grand Senyiur di Jalan Aji Raden Syarif (ARS) Muhammad. Silk Air adalah penerbangan andalan para ekspatriat migas untuk memintas jarak dan waktu pulang ke negaranya di Eropa.
“Sekarang karena Silk Air sudah tidak beroperasi sejak 2020, gantinya Scoot Airline,” lanjut Jemmy. Silk Air juga bagian dari SAG. Kantor Silk Air di Grand Senyiur bahkan sudah tidak beroperasi lama sebelum 2020.
Menurut Jemmy, pihaknya percaya peluang pasar di Kalimantan Timur dan sekitarnya. Untuk penerbangan perdana Scoot dari Balikpapan ke Singapura pada 27 Januari mendatang, sudah separo lebih kursi di Airbus 320 terisi. Dari 180 kursi tersedia, 100 sudah dipesan. “Tiket mulai dari Rp1 juta,” kata Jemmy.
Balikpapan menjadi kota kesembilan di Indonesia yang diramaikan Scoot persaingan penerbangannya. Sebelumnya adalah Jakarta, Surabaya, Denpasar-Bali, Yogykarta, Lombok, Makassar, dan Manado. Dari Jakarta Scoot terbang sebanyak 17 kali dalam sepekan, Surabaya 7 kali, dari Bali yang menjadi daerah tujuan wisata utama sebanyak 21 kali. Untuk rute Manado–Singapura ada 3 kali penerbangan dalam sepekan. Untuk Yogya, Lombok, juga Pekanbaru terjadwal 2 kali penerbangan ke Singapura dalam sepekan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)