JAKARTA - Minyak goreng kembali menjadi masalah di awal tahun ini. Di 2023, stok minyak goreng curah kemasan, Minyakita langka di pasaran.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pun melakukan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah pasokan Minyakita. Sampai dirinya juga melarang Minyakita dijual online.
Okezone merangkum fakta-fakta menarik terkait Minyakita langka dan infonya ditimbun, Minggu (12/2/2023):
1. 550 Ribu Ton Minyakita Ditimbun
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menemukan sebanyak 555.000 liter atau kurang lebih 500 ton MinyaKita yang telah dikemas dan siap diedarkan.
"Katanya produksi bulan Desember. Tapi tentu nanti ada satgas, satgas yang sudah menangani ini, yang paling penting persoalannya nanti diurus sama satgas, tapi barang ini agar bisa memenuhi pasar dulu di Jawa. Saya kira tiga hari bisa kelar," ujar Zulkifli.
Baca Juga: Hanya Tersebar di Daerah Ini Bikin Minyak Goreng Minyakita Langka
2. Tutup Perusahaan Penimbun Minyakita
Pemerintah akan menindak pelaku penimbunan minyak goreng subsidi minyakita. Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bakal menindak tegas oknum yang berani menimbun MinyaKita melalui Satgas Pangan Polri.
"Satgas Pangan akan bertindak itu adalah perintah kita dan nanti kalau ada yang bermain-main kita akan tutup," tegas Luhut.
3. Stok Minyakita Harus Ada Sebelum Puasa
Zulkifli menegaskan komitmen untuk mendistribusikan MinyaKita hanya di pasar-pasar tradisional.
"Presiden perintahkan untuk perhatikan betul, tidak boleh rakyat ini susah apalagi nanti puasa dan Lebaran, soal ketersediaan bahan pokok dan harganya harus selalu stabil," kata Zulkifli.
Baca Juga: Terungkap! Ini Biang Kerok yang Bikin Minyakita Langka
4. Pengusaha Bilang Gini
Ketua umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung membeberkan penyebab kelangkan Minyakita.
Dia mengatakan penyebab kurangnya pasokan Minyakita dipasaran karena kurangnya pasokan Domestic Market Obligation (DMO).
Di mana hal itu disebabkan karena kondisi ekspor minyak goreng yang saat ini sedang menurun.
Di saat yang bersamaan negara-negara di benua Eropa, menurut data Apkasindo, juga sedang panen besar dan produsen minyak nabati selain sawit memberikan diskon kepada beberapa negara yang membutuhkan minyak mereka.
"Nah ini yang mengakibatkan harga minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) tidak jauh berbeda, tentu mereka akan menggunakan minyak dalam negerinya," terang Gulat.
Dia menjelaskan bahwasanya antara DMO atau wajib pasok dengan ekspor itu merupakan dua hal yang berbeda namun tidak bisa dipisahkan.
Menurutnya, bagaimana seorang eksportir bisa mamasok DMO jika ekspornya tidak jalan atau sedikit. Itu mengakibatkan turunnya stok DMO di domestik.
5. Dilarang Jual Online
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melarang penjualan online minyak goreng kemasan murah, Minyakita. Menurutnya, hal tersebut berpotensi dijual kembali dengan harga lebih tinggi.
"Tadi saya temukan ada pedagang yang menjual Minyakita. Saya tanya dapat dari mana, ternyata dari perantara. Dia jual Rp15 ribu. Padahal harga eceran terendahnya Rp14 ribu," kata Mendag, saat meninjau harga bahan-bahan kebutuhan pokok di Pasar Krampung, Jalan Tambakrejo Surabaya, dikutip dari Antara, Senin (6/2/2023).
Dalam pantauan Mendag di salah satu pasar tradisional wilayah Kota Surabaya itu, harga bahan-bahan kebutuhan pokok terbilang stabil kecuali minyak goreng kemasan.
(Feby Novalius)