JAKARTA - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan produksi batu bara sebesar 62,88 juta ton. Produksi batu bara ADRO naik 19% dari tahun 2021 yang sebesar 52,70 juta ton.
Realisasi produksi sepanjang tahun lalu tercatat melampaui panduan yang ditetapkan perseroan, yakni sebesar 58 juta ton sampai 60 juta ton.
“Ini berkat permintaan yang tinggi terhadap batu bara perusahaan, serta kinerja operasional yang baik,” demikian tertulis dalam laporan resmi ADRO, Jumat (16/2/2023).
Dari sisi penjualan, ADRO juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 19% menjadi 61,34 juta ton sepanjang tahun lalu, dari sebesar 51,58 juta ton pada 2021. Pertumbuhan penjualan ADRO utamanya ditopang oleh produk batu bara termal nilai kalori atau calorific value (CV) menengah (4.700 ke atas), yang meningkat 22% menjadi 44,91 juta ton dibandingkan 36,77 juta ton pada 2021.
Adapun, penjualan batu bara metalurgi oleh anak usaha ADRO yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga melesat sebesar 39% menjadi 3,20 juta ton pada 2022 dari sebelumnya sebesar 2,30 juta ton pada 2021.
Sementara itu, volume pengupasan lapisan penutup di sepanjang 2022 mencapai 235,68 juta bank cubic meter (Mbcm), atau naik 8% dari sebelumnya 218,90 Mbcm. Hal itu didorong oleh kenaikan volume pengupasan lapisan penutup dari Balangan Coal Companies (BCC), PT Mustika Indah Permai (MIP), dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).