Sedangkan, kota-kota Inggris lainnya yang berada di peringkat 50 besar untuk kemacetan ialah Manchester di peringkat ke-24 dengan 23 menit dan 10 detik, Liverpool di peringkat ke-32 dengan 22 menit dan 20 detik, dan Edinburgh di peringkat ke-42 dengan 21 menit dan 30 detik.
Dalam daftar 50 besar untuk ongkos mengemudi ialah Bristol di urutan ke-19, Brighton di urutan ke-41, Manchester di urutan ke-47, dan Edinburgh di tempat ke-48.
Analisis ongkos mengemudi, berdasarkan harga bensin, solar, dan pengisian daya kendaraan listrik (EV), dan dengan mempertimbangkan dampak kemacetan pada konsumsi bahan bakar, mendapati bahwa London juga merupakan kota termahal kedua di dunia untuk berkendara pada tahun lalu, di belakang Hong Kong.
Bengaluru di India juga dinobatkan sebagai kota paling macet nomor dunia dengan catatan waktu rata-rata 29 menit dan 10 detik, diikuti oleh Dublin, Irlandia, pada 28 menit dan 30 detik, serta Sapporo, Jepang, pada 27 menit dan 40 detik.
Spesialis teknologi geolokasi TomTom juga menemukan biaya penggunaan titik pengisian cepat kendaraan listrik di London termasuk yang termahal di dunia tahun lalu.
Untuk berkendara sejauh 16.000km di London tahun lalu, orang-orang yang mengisi daya mobil mereka dengan cara ini menghabiskan sekitar Rp37 juta, dibandingkan dengan Rp36 juta di Paris, Rp34 juta di Brussels (Rp33 juta) di Berlin, dan Rp22 juta di New York.
(Zuhirna Wulan Dilla)