JAKARTA - Total utang atau liabilitas BUMN Karya mencapai ratusan triliun rupiah. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari utang empat perusahaan yang tercatat hingga kuartal III/2022.
Utang bernilai jumbo BUMN konstruksi itu disebabkan adanya kebutuhan modal kerja, lantaran banyak proyek infrastruktur baru yang harus didanai perusahaan.
Meski membukukan utang menggung, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan kondisi keuangan sebagian perusahaan karya tetap sehat.
"Jasa infrastruktur, Adhi Karya sehat, Wijaya Karya Sehat, PTPP sehat, yang masih proses restrukturisasi ini lalu Waskita, laku HK (Hutama Karya), ini kita tahu memang ini masih masih penugasan," ungkap Erick dikutip, Senin (20/2/2023).
BACA JUGA:Erick Thohir Tugasi Komisaris Awasi Dana Pensiun BUMN
Berikut, daftar BUMN Karya yang membukukan utang bernilai tinggi:
1. PT Waskita Karya Tbk
Melansir laporan keuangan perusahaan, emiten bersandi saham WSKT menanggung kewajiban atau liabilitas, termasuk utang, jumbo sepanjang 9 bulan 2022 sebesar Rp82,40 triliun.
Pada periode tersebut, liabilitas BUMN karya ini mengungguli emiten-emiten BUMN Karya lainnya, seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) hingga PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
2. PT Wijaya Karya Tbk
Emiten bersandi saham WIKA membukukan total utang hingga kuartal III/2022 sebesar Rp56,75 triliun. Jumlah itu naik 9,2% dari posisi sebelumnya yakni Rp51,95 triliun.
Namun, WIKA berhasil mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp12,79 triliun atau naik 9,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp11,64 triliun.
3. PT Adhi Karya Tbk
Liabilitas Adhi Karya (ADHI) hingga September 2022 mencapai Rp31,58 triliun. Angka utang ini mengalami penurunan dari posisi sebelumnya atau hingga kuartal III/2021 yakni Rp34,24 triliun.
Selama 9 bulan 2022, ADHI mampu menaikan pendapatan dan laba bersih, di mana pendapatan usaha emiten konstruksi pelat merah itu mencapai Rp9,13 triliun. Pendapatan itu naik 24,21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
4. PTPP Tbk
Adapun BUMN Karya lain, PTPP juga mencatatkan kenaikan utang hingga menjadi Rp43,42 triliun. Angka itu naik 5,29% jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 yakni Rp41,24 triliun.
Meski demikian, PTPP membukukan pendapatan menjadi Rp13,46 triliun pada kuartal III/2022. Pendapatan ini naik 16,71% dari posisi 2021 yaitu senilai Rp11,21 triliun.
Kenaikan pendapatan perusahaam diikuti dengan kenaikan laba bersih menjadi Rp141,02 miliar.
5. PT Hutama Karya (Persero)
Hutama Karya berencana melepas atau mendivestasikan tiga ruas jalan tol kepada Indonesia Investment Authority (INA). Adapun anggaran yang dibidik sebesar Rp34 triliun.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan hasil divestasi tiga ruas tol akan digunakan untuk membiayai ruas tol lainnya yang sudah dibangun hingga membayar sebagain pinjaman atau utang perusahaan.
Hingga saat ini belum diketahui nominal utang Hutama Karya.
(Zuhirna Wulan Dilla)