JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan bahwa ada dua perusahaan asal Jerman yang akan ikut membangun pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV Battery) di Indonesia. Adapun saat ini sedang tahap penjajakan.
Dua perusahaan asal Jerman tersebut, Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF), produsen kimia terbesar di dunia, dan Volkswagen (VW), produsen mobil yang didirikan pada 1937.
Baca Juga: KSP Harap Anak-Anak Bangsa Jadi Pemain Utama Industri Kendaraan Listrik RI
Sebagai informasi, pemerintah membuka peluang bagi investor potensial lainnya agar bisa ambil andil dalam pembangunan EV Battery di Tanah Air.
Menurut Erick, langkah itu sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Kian Banyak, Impor BBM Langsung Berkurang?
"Salah satu diskusi, ada BASF dan Volkswagen. Kita lihat mana yang serius karena kebutuhan baterai kendaraan listrik makin meningkat," ungkap Erick, dikutip Rabu (1/3/2023).
Pembangunan industri baterai kendaraan listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengantongi perjanjian kerja sama dengan dua produsen baterai kelas dunia.
Keduanya adalah LG Energy Solution (LGES) dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL). Kedua perusahaan asal China dan Korea Selatan (Korsel) itu ikut menggarap proyek besar EV Battery yakni, Titan dan Dragon
Atas komitmen tersebut, IBC mendapatkan nilai investasi sebesar USD15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun. Perolehan investasi itu ditandai dengan penandatanganan Framework Agreement yang dilakukan pada Maret 2022.
"Kita jangan terkurung pemikiran bahwa pembangunan EV Battery ini hanya China dan Korea, negara-negara Eropa juga ke sini seperti Jerman, Inggris. Jadi kita bukan negara yang istilahnya terjebak di geopolitik yang gak penting, kita kan bagaimana menarik investasi dan bagaimana membuka lapangan pekerjaan dan investasi berusaha," tutur Erick.
(Feby Novalius)